Membedakan madu asli dengan madu palsu yang sudah dicampur dengan berbagai bahan lainnya cenderung agak sulit. Apalagi jika hanya dilakukan secara kasat mata saja.
Menurut Guru Besar di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Asnath Maria Fuah MS., ada metode uji keaslian madu yang kerap dilakukan.
Metode pertama adalah uji laboratorium yang tingkat akurasinya di atas 95 persen. Metode kedua adalah uji fisik dengan tingkat akurasi sekitar 70-75 persen.
“Uji laboratorium dilakukan dengan melakukan analisa berbagai parameter di antaranya; enzim, HMF, gula pereduksi, keasaman, dan cemaran logam,” kata Asnath ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/7/2021).
Namun, metode uji laboratorium cenderung rumit dan tidak bisa dilakukan langsung oleh orang awam. Maka dari itu Asnath menyarankan untuk melakukan uji keaslian dengan metode uji fisik saja.
“Uji fisik jadi solusi untuk mengetahui kualitas madu karena mudah atau praktis, cepat, dan biaya murah,” imbuh Asnath.
Ada beberapa cara dalam metode uji fisik yang bisa dilakukan untuk mengetahui keaslian dan kualitas madu. Berikut caranya seperti dijabarkan Asnath.
Cara melakukan uji buih adalah dengan memasukkan 30 ml sampel madu ke dalam botol atau gelas kecil. Kocok sampel tersebut sebanyak 10-15 kali, kemudian didiamkan selama lima menit.
Setelah itu amati apakah terdapat buih atau tidak. Jika terdapat buih yang berbentuk kecil-kecil dan lama menghilangnya, maka madu dianggap asli. “Jika buih yang terbentuk besar-besar dan cepat hilang maka madu dianggap palsu,” tegas Asnath.
Selanjutnya ada uji larut. Caranya adalah larutkan sampel madu sebanyak 30 ml ke dalam gelas beisi air dingin dengan ketinggian dari mulut gelas 5-10 sentimeter.
Pengamatan dilakukan dengan cara melihat keadaan madu sesaat setelah mencapai dasar gelas.
Jika segera terjadi pencampuran, maka madu dianggap palsu. Namun jika madu tidak langsung bercampur dengan air maka madu dianggap asli.
Cara melakukan uji keruh adalah mencampur 30 ml sampel madu dengan 200 ml air di dalam gelas kaca bening. Kemudian aduk madu hingga tercampur merata.
Sampel yang telah dicampur dengan air kemudian diamati, apakah berwarna keruh atau tidak. Letakkan kertas berwarna putih di belakang gelas agar lebih mudah diamati.Jika warna larutan tersebut keruh, maka madu dianggap asli.
Jika berwarna bening, maka madu dianggap palsu.
Madu yang baik memiliki kadar air maksimal 22 persen. Pengukuran kadar air madu dapat dilakukan menggunakan alat refraktometer dengan brix 50-100,” pungkasnya.
kompas.com